Subscribe by RSS RSS Icon
Follow me on Twitter Twitter Icon

Takabur

3.Jeaskan pengertian "takabur" serta mencantumkan contoh dan cara menjauhi sifat takabur???
MENGOBATI TAKABUR


"Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk, tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat : "Bersujudlah kamu kepada Adam ", maka merekapun bersujud kecuali Iblis. Dia tidak , temasuk golongan yang bersujud. Allah berfirman : "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab Iblis : Saya lebih baik daripadanya; Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". Allah berfirman : "Turunlah kamu dari durga ini; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah. Sesungguhnya kamu termasuk mahluk yang hina".

alah satu penyakit hati yang dapat menutup jalannya hidayah Allah kepada kita adalah takabur. Penyakit ini bisa melanda seluruh lapisan masyarakat, dari yang kaya sampai yang miskin, orang alim dan bodoh, yang muslim maupun non muslim, dll.

Sombong adalah watak utama dari Iblis, seperti yang bergambar pada ayat di atas. Sifat sombong memang bisa hinggap pada siapapun, namun yang lebih dominan adalah mereka yang mempunyai banyak potensi. Manusia yang hanya diberi ilmu sedikit saja oleh Allah, sudah dianggap dirinya paling pandai. Sehingga segalanya dikaitkan dengan otaknya. Filsafat mulai berperan serta dalam memecahkan masalah-masalah agama. Padahal Allah swt berfirman : "Dan tidaklah kamu diberi ilmu melainkan hanya sedikit saja" (QS. Al-Isra : 85)

Manusia yang hanya diberi sedikit harta, sudah merasa dialah pemilik segalanya. Setelah itu timbullah keinginan untuk berkuasa karena hartanya, akhirnya lahirlah manusia tipe Qarun. Kemanapun ia pergi sandarannya adalah harta. Dalam hal ini Allah swt berfirman : "Dan dia mempunyai kekayaan besar, maka ia berkata kepada kawannya, ketika mereka berbincang-bincang : "Hartaku lebih banyak dan pengikutku lebih kuat". (QS. Al-Kahfi :34)

Semakin banyak potensi pada diri seseorang, maka harus semakin waspadalah dia terhadap sifat sombong.

Inti penyakit sombong adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia. Untuk penyembuhan penyakit takabur tidak ada obatnya kecuali yang datang Pemilik Yang Maha Segalanya. Allah swt telah memberi resep obat untuk mengobati penyakit ini kepada Nabi Musa as. Nabi Musa nyaris terhinggap penyakit ini pada saat ditanya oleh pengikutnya : "Ya guru, siapakah orang yang paling pandai di muka bumi ini ? Beliau menjawab : "Akulah orangnya". Pada saat itu Allah langsung menegurnya dan diperintahnya untuk mencari seorang hamba Allah yang shaleh dipertemuan dua lautan. Kisah inilah yang oleh sebagian musafir disebut sebagai proses pendidikan (tarbiyah), kisah Nabi Musa yang bertemu dengan Nabi Khaidir dan menyandarkan kembali hakekat dirinya. Dari kisah yang terangkum dalam QS. Al-Kahfi ayat 60 s/d 82 itu tergambar ibrah (pelajaran) bagi kita, bahwa tarbiyah adalah suatu proses pendidikan yang tidak terbatas pada ilmu, melainkan juga mencakup masalah kerja. Ia merupakan proses yang menyeluruh, meliputi aliyah ruhiyah dan jasadiyah.

Ada beberapa ibrah dari kisah ini, yaitu :

   1. Proses tarbiyah yang dilakukan nabi Musa berguru kepada Nbi Khaidir. Ia berguru kepadanya walaupun tempat dan orangnya belum diketahui. Artinya, cara yang paling efektif mentarbiyah diri adalah dengan mencari guru yang dapat membentuk seluruh kepribadian kita. Di sinilah terjadi interaktif antara guru dan murid dan amal.

   2. Pencarian yang kontinyu. Sebagaimana firman-Nya : "Dan ingatlah ketika Musa berkata kepada muridnya : "Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai aku akan berjalan bertahun-tahun" ( QS. Al-Kahfi : 60)

Dalam proses ini harus ditanamkan sikap kesungguhan dalam pencarian. Artinya

niatnya tak luntur oleh kesulitan yang menghadang. Seperti halnya kesungguhan Salman Al-Farisi dalam mencari kebenaran adalah ibrah bagi kita. Berkali-kali mencari guru yang dapat membawanya kepada yang hak, sampai nabi Muhammad saw di padang pasir.

Semakin tinggi tingkat pencarian, insya Allah akan semakin nyata pula hasilnya. Sedang tahapan dalam proses pencarian adalah sebagaimana Allah nyatakan dalam Al-Quran "Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk dapat pelajaran) sedang ia takut kepada Allah…" (QS.’Abasa: 8-9)

Ada 3 bahasan dalam ayat di atas :

   1. Datang

      Orang yang akan melaksanakantarbiyah harus mau datang ke tempat di mana proses tarbiyah itu berlangsung. Dalam pepatah dikatakan : "Barang siapa bersungguh-sungguh, ia pasti dapat". Dengan datangnya ke tempat tarbiyah menunjukkan perhatian yang penuh kepada tarbiyah. Lain halnya dengan orang yang mencari ilmu dengan hanya menunggu dirumah, maka hasilnyapun akan menuntut kita menunggu dan menunggu.

   2. Bersegera

      Tingkat kesungguhan seseorang terhadap tarbiyah dapat dilihat dari upayanya atau setidaknya dalam proses mencari. Untuk mencapai tujuan, ada orang yang berjalan cepat, tapi tak sedikit orang yang berjalan dengan santai. Orang yang mempercepat langkahnya tentu akan lebih cepat pula sampai ke tujuan. Di samping menunjukkan kesungguhan.

   3. Takut

Dorongan atau motivasi seseorang untuk datang dengan segera kepada tarbiyah dapat bermacam-macam. Akan tetapi Allah menegaskan hanya ada satu alasan yang pantas, yaitu rasa takut kepada Allah. Dengan motivasi inilah ikatannya dengan tarbiyah adalah ikatan ukhrawi yang kekal, ia bukan terikat dengan hal-hal duniawi. Pada hakekatnya, proses pencarian tarbiyah adalah amanah Allah. Manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya, diwajibkan untuk melakukan ibadah kepada Allah.

Seluruh pancaindranya, penghayatan hatinya, kemampuan berpikirnya tidak untuk digunakan dalam hal yang lain kecuali untuk di jalan-Nya. Akan tetapi kebanyakan manusia tidak demikian. Dalam hal ini Allah swt berfirman : "Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah), dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tabda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai" (QS. AlAraf : 179

Persiapan ujian semester 1/agamaislam/Pai2009-2010/pakgunawan

1.Tuliskan 5 gejala alam yang menandai adanya ilmu

2.Apa yang kamu ketahui tantang ; a.pahala b.surga c.neraka d.malaikat e.Alam kubur

3.Sebutkan gejala-gejala yang nyata di alam ini tentang terjadinya kiamat

4.sebutkan hukum Allah yang terdapat dalam Al-quran

5.Carilah suatu dalil yang menjelaskan bahwa Al-quran sebagai Kalam Allah dan ilmu Allah

6.Carilah tafsiran atau penjelasan secara menyeluruh (bukan terjemahan Al-quran ) tentang surah At-tin


Jawabanya:

1. Jadi, memakai peristilahan Abad Pertengahan, manusia di dunia yang mengembara menuju akhirat adalah objek material (apa yang dipelajari dan dikupas sebagai bahan/materi). Meskipun ketiga kajian ini dapat dibedakan sebagai satu bidang kajian khusus (manusia: filsafat manusia, dunia: filsafat alam, akhirat: filsafat ketuhanan), namun ketiganya tidak dapat dipisahkan.Di dan MenujuSelanjutnya, istilah di dan menuju menunjukkan dinamika keterarahan yang diharapkan terwujud dengan baik. Inilah bidang filsafat etika yang menyoroti tingkah laku manusia agar dapat hidup dan berperilaku dengan baik. Lalu, sorotan dan kajian atas manusia, alam, ketuhanan dan patokan-patokan etis itu harus terjadi dengan benar. Maksudnya, menurut kenyataan yang disadari dengan tepat. Inilah bidang kajian filsafat pengetahuan yang bertugas menyoroti gejala pengetahuan manusia berdasarkan sudut the first causes. Pokok bahasannya meliputi: apakah suatu pengetahuan itu benar, tetap, dan terpecaya, tidak berubah atau malah berubah-rubah terus, bergerak dan berkembang; dan jika berkembang, kemanakah arah perkembangannya.Jadi, gejala pengetahuan merupakan objek material filsafat pengetahuan. Filsafat pengetahuan dapat dibagi: filsafat pengetahuan secara umum (mengkaji hal-hal umum di atas) dan filsafat ilmu pengetahuan (mengkaji gejala ilmu-ilmu pengetahuan sebagai bidang pengetahuan khas menurut the final causes). Ilmu pengetahuan sendiri dimengerti sebagai pengetahuan yang diatur secara sistematis dan langkah-langkah pencapaiannya dipertanggungjawabkan secara teoritis.Gejala Pengetahuan“Segala manusia ingin mengetahui” tutur Aristoteles dalam Metaphysica. Pengetahuan berlangsung dalam dua bentuk dasar. Pertama, Pengetahuan demi pengetahuan; mengetahui demi mengetahui an sich dan untuk menikmati pengetahuan itu demi memuaskan hati manusia. Kedua, pengetahuan untuk digunakan dan diterapkan, seperti untuk melindungi, mempermudah pekerjaan, meningkatkan kesehatan dll. Dalam dua bentuk dasarnya itu, pengetahuan mustahil dibedakan secara tegas si pengenal (subjek) dan yang dikenal (objek). Yang satu tidak tidak pernah ada tanpa yang lain. Kedua hal tersebut adalah dua unsur dari gejala yang sama.IntensionalitasKutipan dari Aristoteles di atas menunjukkan ada keterarahan untuk mengetahui dan mengenal. Rasa ingin tahu dan mengenal itu berlangsung sepanjang hayat manusia. Keterarahan dan intensionalitas yang terus-menerus bertanya itu dalam suatu hubungan timbal-balik antara manusia dengan dunianya. Keduanya ingin mengenal dan ingin dikenal, saling mengenalkan diri, agar saling memperkaya dan memperkembangkannya.Manusia adalah kesatuan jiwa raga dalam hubungan timbal balik dengan dunia dan sesamanya. Ada unsur jasmani yang membuat manusia sama dengan dunia di luar dirinya, dan ada unsur jiwa (jiwa/ soul, anima, psuche) yang membuat manusia mengatasi dunia di sekitar dirinya. Jiwa ini bersifat ruhani. Faktor inilah yang memungkinkan transendensi pengetahuan manusia, dibandingkan dengan pengetahuan bukan manusia. Oleh sebab itu, semua tindakan manusia menampakkan kesatuan jiwa raga tersebut, termasuk tindak mengenal dan mengetahui.Pengenalan manusia tampak pada pengetahuan indrawi, yang memiliki kemiripan dengan pengetahuan indrawi hewan juga. Pengalaman dan pengenalan manusia bersifat konkret, terikat pada tempat dan waktu tertentu (hic et nunc). Namun, berkat ingatan dan perbandingannya manusia mampu melepaskan “sang kini dan di sini” pengalamannya, yakni menarik (to abstract, abstrahere) sesuatu yang umum dari pengetahuan konkret yang mendahuluinya. Itulah abstraksi yang menghasilkan pengetahuan abstrak. Yang “kini dan di sini” disebut partikular, dan yang “umum” diberi nama universal (berlaku umum). Jadi, pengetahuan manusia sebagai kesatuan jiwa-raga terjadi dalam bentuk abstraksi, pengetahuan manusia—sebagai gejala yang menyeluruh—bersifat abstrak.Bahasa: Sosialitas dan Historisitas PengetahuanPengenalan dan pengetahuan umum itu menjelma dalam bahasa yang serentak bersifat jasmani dan rohani. Yang konkret dengan yang abstrak, yang partikular dengan yang universal, bersatu-padu dalam bahasa. Pengetahuan manusia termanisfestasi dalam, sesama manusia. Karenanya, bahasa merupakan tempat terjadinya pengetahuan yang menunjukkan sosialitas sebagai salah satu unsur khas tindakan pengetahuan. Singkatnya, pengetahuan manusia memiliki ciri sosial dan historis, yang terjadi dalam tradisi. Berkat refleksi, pengetahuan yang semula langsung dan spontan, kehilangan kelangsungan dan spontanitasnya, namun serentak pengetahuan itu cocok untuk diatur secara sistematis sehingga isinya bisa dipertanggungjawabkan.Pada dasarnya, pembentukan ilmu pengetahuan didasarkan pada pengetahuan yang sudah ada, yang dikumpulkan lalu diatur dan disusun. Proses ini menjadi jelas dalam upaya setiap ilmu untuk menyusun sebuah model. Model yang dimaksud adalah penghadiran kembali yang padat dan ringkas dari apa yang sudah dikumpulkan dalam pengetahuan umum maupun ilmiah.Ada dua model. Pertama, manusia semakin mau mendekati apa yang merupakan objek pengetahuan ilmiah ataupun mau menarik objek itu padanya. Model itu sangat memperkecil ukuran kenyataan tertentu, dan kerap kali memperbesar ukuran kenyataan tertentu lain, yang adanya diandaikan. Yang diharapkan adalah suatu pengertian berdasarkan pemandangan model yang berbentuk gambar. Penyederhanaan ini merupakan suatu abtraksi, tetapi objek yang dipelajari itu tampak semakin masuk akal. Model ini dapat dilacak akarnya pada pemikiran AristotelesKedua, Manusia semakin mau mengerti apa yang merupakan objek pengetahuan ilmiah, seolah-olah hendak memasuki susunan objek yang sedang dipelajari itu sedalam-dalamnya. Diharapkan akan didapat pengertian “dari dalam”. Pengertian “dari dalam” itu biasanya terjadi dalam ilmu-ilmu yang suka memakai rumus-rumus matematis sebagai modelnya. Model itu disebut model abstrak. Model ini mewakili kelompok ilmu yang seakan-akan ingin segera menagkap susunan keniscayaan (structure of necessity) yang mendasari segala kenyataan secara apriori (prius: “sebelum”, karena ilmu-ilmu ini ingin menentukan apa yang mendahului adanya segala kenyataan). Akar pemikiran model ini adalah Plato.


2. a. Pahala adalah merupakan pencatatan dari segala sesuatu yang kita lakukan yang sesuai dengan perintah-Nya dan apa yang kita jauhi dari segala larangan-Nya.b. Neraka merupakan tempat terburuk di hari akhir nanti... ga akan ada makhluk yang ingin masuk kesana, tetapi neraka akan tetap ada, karena itu merupakan konsekuesi kita jika kita melakukan apa yang di larang-Nya.d. Malaikat adalah kekuatan-kekuatan yang patuh, tunduk dan taat pada perintah serta ketentuan Allah SWT. Malaikat berasal dari kata malak bahasa arab yang artinya kekuatan. e. Alam Barzakh adalah Alam Kubur merupakan alam setelah alam hidup kita.


3 At Takwir adalah nama surat ke 81 dalam Al Qur’an. (HR. Ahmad dan At Tirmidzi).Dalam surat ini, hari kiamat dilukiskan sebagai hari yang teramatberat. Banyak peristiwa-peristiwa besar yang terjadi saat itu. AllahSWT menjelaskan kepada kita agar kita melakukan antisipasi denganberamal sebaik-baiknya agar kita selamat di hari yang dahsyat itu.Nama surat ini diambil dari kata kuwwirot yang terdapat pada ayatpertama. (Ayat: 1)“Ketika matahari digulung.” (Ayat: 1)Kalimat “digulung” mempunyai arti yang bias. “Digulung” hanya sebuah istilah untuk sesuatu yang sudahtidak berfungsi lagi selayaknya. Begitupun dengan matahari yang telahdigulung, artinya matahari itu sudah tidak menjalankan fungsinya lagi,menyinari bumi.Dalam “Tafsir Al Qu’an Al Adzim” karya Ibnu Katsir atau yang lebihpopuler disebut “Tafsir Ibnu Katsir”, Ibnu Abbas mengatakan: “Kuwwirotartinya digelapkan.” Dari arti ini sudah jelas, bahwa pada saat kiamatterjadi, matahari sudah tidak lagi menerangi bumi.Fenomena ini terjadi beberapa hari sebelum terjadi kiamat. Dalam kegelapan itu mereka melihatbintang-bintang berguguran tak karuan arah….(”Tafsir Ibnu Katsir”).Terjadinya kiamat ditandai dengan peristiwa bertumbukannya bumi denganplanet atau benda-benda langit yang dalam bahasa Arabnya adalah annujuum. (Ayat: 2)“Dan ketika bintang-bintang berjatuhan.” Tentu saja kita tidak bisa mengartikan bahwakejadian yang diterangkan oleh NASA ini adalah kiamat sebagaimana yangditerangkan dalam Al Qur’an. Karena hanya Allah yang Maha Tahu kapankiamat terjadi. Dan gejala-gejala yang akan timbuldalam kejadian ini sama seperti yang dilukiskan oleh Rasulullah SAWsebagai tanda-tanda kiamat, misalnya: matahari terbit dari arah barat,banyak gempa bumi, meningkatnya aktivitas gunung berapi dansebagainya.Pada tahun 2003 lalu telah terdeteksi ada sebuah planet dari luartatasurya kita yang ditarik oleh grafitasi matahari ke dalam tatasuryakita sehingga masuk dalam orbit planet-planet dalam keadaan berbalikarah. Diperkirakan planet itu akan masuk dalam tatasurya pada tahun2053, dan pada suatu saat nanti akan bertabrakan dengan bumi. Planetitu diidentifikasikan sebagai Planet X atau Nibiru.Planet itu sedemikian besarnya sehingga dikatagorikan sebagai planethumongous (yang tidak terkira besarnya) karena planet itu memilkimassa 100 kali massa bumi dan memiliki medan magnet yang sangatdahsyat sehingga berpengaruh besar terhadap planet-planet dalamtatasurya kita yang akibatnya bencana dahsyat akan terjadi ketikaPlanet X melintas tatasurya, tidak terkecuali di bumi. Sekurang-kurangnya informasi ini menjelaskan kepada kita,bahwa secara ilmiah, kiamat yang merupakan kehancuran alam semestasebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT itu benar-benar akanterjadi.Pada ayat berikutnya:“Waidzal jibaalu suyyirot.” (ayat: 3).“Dan ketika gunung-gunung dihancurkan. ” (Ayat: 3).Dari peristiwa “tabrakan” itu menimbulkan gejala alam yang sangatdahsyat, gunung-gunung hancur menjadi debu yang berterbangan layaknyakapas yang di tiup dan luruh, rata dengan bumi. Gempa hebat terjadi dimana-mana:“Ketika bumi digoncang dengan goncangannya (yang dahsyat).” (QS. Dijelaskan dalam hadits, saat itu ada orang yang sedangbertransaksi barang. Ada orang akan menyuapkan makanannya. Sebelum makanan sampaike mulutnya, kiamat sudah terjadi.Hari itu situasinya betul-betul mencekam, setiap orang dirundungkepanikan luar biasa, sehingga mereka tidak peduli lagi terhadap orangdi sekitarnya; anak lari dari orang tuanya, dari istrinya, dan laridari kerabatnya yang lain.“Dan apabila datang suara yang memekakkan telinga (tiupan sangkakalakedua). Pada hari seseorang lari dari saudaranya, dan (lari dari)ibunya dan bapaknya, dan (lari dari) istrinya dan anaknya. Setiaporang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya. ”(QS. ‘Abasa: 33-37).Dijelaskan lagi dalam ayat berikut ini:“Waidzal ‘isyaaru ‘utthilat.” (Ayat: 4).“Dan apabila unta-unta bunting ditinggalkan (tidak diperdulikan) .” (Ayat: 4).Ayat ini melukiskan suasana gugup dan panik pada hari kiamat. Untabunting memerlukan pemeliharaan yang manja dari pemiliknya. Karenadiharapkan pada anaknya yang akan lahir. Bila kiamat telah datang orang tidak peduli lagikepada unta bunting yang selama ini dipelihara dengan baik itu.Gambaran kecil dapat kita lihat pada masyarakat yang sedang dilandaperang, banyak orang yang mengungsi meninggalkan kambingnya, ternaknyayang telah dipelihara dengan baik karena lari untuk memeliharanyawanya dengan sebungkus pakaian saja. Begitulah suasana di harikiamat nanti, banyak peristiwa dahsyat yang terjadi saat itu. Mereka berusaha menyelamatkanjiwanya dan tidak peduli lagi dengan harta kesayangannya.“(Ayat: 5)“Dan apabila binatang liar dikumpulkan. ” (Ayat:5)Manusia dengan segala rasnya. Mereka akan saling membalas.Ada manusia yang tertahan masuk syurga lantaran ada sangkutan masalahdengan binatang. Bukankah Rasulullah SAW pernah menjelaskan, adaseorang wanita masuk ke dalam neraka karena menterlantarkan seekorkucing yang dia pelihara. Binatang yang sewaktu didunia pernah mematuk “kawannya”, pada hari itu dilakukan pembalasan.Binatang yang dipatuk diberi kesempatan untuk membalas mematuk kepada“kawannya”. Hanya saja yang membedakan antara golongan jin dan manusiadengan binatang adalah, binatang akan berakhir menjadi tanah. Artinya,setelah mereka saling membalas lalu mereka menjadi tanah. Tidakdemikian dengan jin dan manusia. Inilah yang membuat jin dan manusiamengangankan seperti binatang, menjadi tanah tanpa harus melanjutkan“perjalanan” ke neraka yang abadi. (QS. (Ayat: 6).“Dan apabila lautan dipanaskan.” (Ayat: 6).Tabrakan besar telah terjadi. (QS. (Ayat: 7).“Dan apabila jiwa-jiwa dipasangkan (kembali).” Tidak saja dari golonganjin dan manusia; binatang, tumbuh-tumbuhan bahkan malaikat pun mati.Nufuus, artinya: jiwa-jiwa, jama’ dari nafs artinya jiwa. Jasmani seseorang yang telah mati akanhancur dimakan tanah. Sedangkan ruh-ruh mereka tersimpan dalam alambarzakh, alam yang memisahkan antara alam dunia dan alam akhirat. Disitulah para ruh mendapatkan apa yang telah mereka perbuat semasahidup di dunia. Ada yang mendapatkan “nam sholihan kanaumatil ‘arusy!”Dan ada yangmendapatkan ‘adzabil qobr (siksa kubur), karena dosa-dosanya ketikahidup di dunia. Kecuali ruh para syuhada’, mereka tidak ditempatkan dialam barzakh melainkan di sidratul muntaha, sebuah pohon yang sangatbesar dengan buah-buahnya yang sangat lezat. Ruh-ruh para syuhada’bagaikan burung-burung yang berterbangan dengan riangnya kian kemarimenunggu datangnya terompet kedua di mana ruh-ruh mereka akandipertemukan kembali dengan jasmani mereka yang telah dipendam dibalik bumi.Berbicara soal Ruh, ada saja orang yang menghubungkan dengan tahayul,bahwa orang mati dengan cara tertentu ruh mereka akan bergentayangankarena tidak diterima di sisi Tuhan. Bayi yang meninggaldunia akan menjadi “tuyul” dan masih banyak lagikepercayaan- kepercayaan yang lain. Karena ruh orang yang meninggaldunia, dengan cara apapun mereka meninggal, mereka akan berada dalamalam barzakh. Kecuali para syuhada’ –di antaranya wanita yangmeninggal dunia ketika melahirkan– mereka akan berada di Sidratulmuntaha. Sesungguhnya apa yang mereka lihat sebagai “ruh” itu hanyajelmaan dari jin-jin yang diberi nama Qorin. Dan dia pun mampu menirukan bentuk fisik empunya. Kalau adaorang meninggal dunia dengan cara tertentu kemudian ada wujud-wujudtertentu yang menyerupai dia, sesungguhnya itu bukanlah ruh atau arwahsi mati, tetapi itu adalah Qorin yang karakternya memang jelek,sebagaimana firman Allah:” Barangsiapa yang berpaling dari peringatan Tuhan Yang Maha Pemurah(Allah), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitanitulah yang menjadi qorin (teman) yang selalu menyertainya. ” (QS. …Barangsiapa yang mengambil syaitan itu sebagai qorin, maka syaitanitu adalah teman yang seburuk-buruknya. Saat itu bencana dahsyat tengah terjadi; gempa bumi besarmerata di mana-mana, gunung-gunung hancur dan lautan mendidih, merekapun berada dalam kepanikan dan kebingngan teramat sangat.“Dan manusia pun berkata: ” Apakah yang (tengah terjadi) di Bumi?”Az Zalzalah: 4).Mereka digiring oleh api dari tempat mereka dibangkitkan menuju satutempat yang disebut Mahsyar. Di si situlah mereka dikumpulkan untukmenunggu diadili yang disebut hisab. Disebut hisab, karena ketika itusetiap orang akan dikoreksi amal dan dosanya yang telah diperbuatselama di dunia. Dan mereka kemudian ditentukan tempatnya ke syurgaatau ke neraka. Segala perbuatan manusia akan diungkap kembalitermasuk dosa mereka yang telah membunuh anak sendiri, sepertikebiasaan bangsa Arab jahiliyah, mengubur hidup-hidup anakperempuannya.“(Ayat: 8).“Dan apabila anak perempuan yang dikubur (hidup-hidup) ditanya.” (Ayat: 9).“(Ayat: 9).Mereka akan ditanya, apa sebabnya ayah mereka sampai hati menguburkanmereka ke balik bumi dalam keadaan hidup-hidup. Tentu saja merekamenjadi saksi belaka dari kesalahan perbuatan ayahnya.Menurut As Syihab, maka pertanyaan dihadapkan kepada yang teraniaya,yaitu anak perempuan yang dikubur hidup-hidup itu sendiri, dihadapanorang yang menganiayanya dan menguburkannya itu supaya lebih terasaberat dan besarnya dosa yang telah diperbuatnya. Akan terasasendirilah kepadanya bahwa bukanlah anak yang ditanya itu yang akandapat menjawab pertanyaan itu karena bukan dia yang bersalah,melainkan dirinya sebagai pembunuhlah yang mesti dihukum berat.Menurut As Syihab cara seperti ini disebut istidraj, yaitu membawabicara kepada suatu suasana yang si bersalah merasakan sendirikesalahannya, dengan mengajukan pertanyaan terlebih dahulu kepada yangtidak bersalah.Menurut As Suyuthi: “Ayat-ayat ini menggambarkan betapa berat dosanyamengubur anak perempuannya hidup-hidup itu.”Suatu hari dia kupanggil dia pun datang. Aku bawa dia, diapun menurut. Lalu berkatalahsalah seorang yang duduk duduk dalam majelis itu: “Sudahlah! Dia menceritakan hal itu ialah karena tekananbatinnya yang mendalam.” Maka orang itu pun melanjutkanceriteranya kembali dan Rasulullah pun kembali pula dengan tidakdisadari menitikkan air mata yang lebih banyak lagi dari yang tadi.Dan orang itu pun tampak sekali kesedihannya ketika dia berceriteradan tampak pula pada wajahnya penyesalan yang tak terperikan.” Orang lain pula datang kepada Rasulullah SAWmengeluhkan dosa yang serupa itu di zaman jahiliyah. Begitulah gambaran kebiadaban orang-orang Arab jahiliyah sertaberatnya beban dosa yang akan mereka tanggung di akhirat akibatperbuatannya itu. Sedangkan anak yang menjadi korban itu sendiriberada di syurga.“Nabi SAW bersabda: “Nabi di syurga, orang yang mati syahid di syurga,orang yang dilahirkan (dalam Islam) di syurga, anak perempuan yangdikubur hidup-hidup di syurga.” JinayatJInayat adalah segala macam dan jenis peraturan yang berhubungan dengan tindak kriminal / kriminalitas dalam kehidupan keseharian manusia seperti mencuri, memfitnah, berzina, membunuh, dan lain sebagainya.2. FaraidhFaraidh adalah peraturan undang-undang yang mengatur pembagian harta pusaka5. Riwayat Baihaqi dari Anas bin Malik :

Al-Qur’an adalah kalam Allah, dan kalam Allah bukanlah mahluk“.Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil), semua ayat (keterangan), maka mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamu pun tidak akan mengikuti kiblat mereka, dan sebahagian merekapun tidak akan mengikuti kiblat sebahagian yang lain. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, Sesungguhnya kamu -kalau begitu- termasuk golongan orang-orang yang zhalim". Sesungguhnya Al-Qur’an yang merupakan kalamullah adalah ilmu Allah -Ta’ala-. Barangsiapa yang menyangka bahwa Al-Qur’an adalah makhluk, maka sungguh ia telah menyangka bahwa ilmu Allah adalah makhluk. Oleh At-Tin dan Az-Zaytun.) (3. Dengan keamanan kota ini.) (4. Sesungguhnya Kami menciptakan manusia dalam bentuk yang terbaik.) (5. Kemudian Kami dikurangi dia ke terendah yang rendah.) (6. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh. (7. Lalu apa yang menyebabkan Anda menolak setelah ini pembalasan) (8. Malik dan Shu `bah meriwayatkan dari` Adi bin Tsabit, yang diriwayatkan bahwa Al-Bara 'bin `Azib ra berkata," Nabi digunakan untuk membaca dalam salah satu Rak `AHS saat bepergian` At-Tin waz-Zaytun' (Surat At -Tin).

tugas agama islam,pai  2009-2010, semestujianer 1,pak gunawan,tugas agama

Temen Sejati

 TEMAN SEJATI
Persahbatan tidak akan terjada jika seseorang
tidak mengetahui arti sahabtan.......
Persahabatan tidak akan terjadi jika seseorng
tidak peduli dngan sahabat......
persahabatan juga tidak akan terjdi jika seseorang
tu hanya mementingkan diri sendiri.....
dan persahabatan tidak akan terjdi jika seseorang
tidak mengetahui perasaan sahabat tersebut......

"ARTI CINTA"

Cinta itu datang begitu ja dan pergi begitu ja........
tetapi cinta itu indah banget jika dirasakan........cita itu di rasakan bkan dengan ciman, kecupan di bibir,nafsu tetapi dengan kelembutan, kasiah sayang, dan tiidak"ITULAH YANG KU MAKSUD DENGAN CINTA"

tugas agama

1. Bagaimana menurut kamu tentang manusia mahkluk yang sempurna?

Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang bentuknya paling sempurna dibandingkan mahkluk lain. bentuk yang dimaksudkan bukanya hanya fisikmelainkan sempurna dalam segala potensinya.manusia ditdak hanya diberi akal untuk berpikir,tetapi juga diberi potensi nafsu sehingga manusia mampu berkreasi untuk kehidupannya.bagi Allah manusia yang sempurna adalah manusia yang menggunakan seluruh potensinya untuk beribadah kepada Allah.an maksud dan inti surah AT-TIN ayat 1-8

2. Tuliskan maksud dan inti surah AT-TIN ayat 1-8!

Allah menegaskan melalui surah AT-Tin bahwa meskipun manusia hidup sampai ke usia tua dan pikun jika sebelum pikun mereka beriman dan beramal saleh, pahalanya akan tetap mengalir sampai ia meninggal dunia.


3.Tuliskan ringkasan dari kandungan surah AT-TIN!

a.Ayat 1,2,3: "Tin" ialah tempat tinggal nabi Nuh.as. Yaitu kota damaskus yang banyak tumbuh pohon tin."Zaitun" ialah baitul Maqdis,tempat suci kedua umat islam yang di Yerusalem ."Turisinin" artinya bukit sinai tempat nabi Musa as. menerima wahyu secara dari Allah SWT.b. ayat 4 : Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang bentuknya paling sempurna dibandingkan mahkluk lain. bentuk yang dimaksudkan bukanya hanya fisikmelainkan sempurna dalam segala potensinya.manusia ditdak hanya diberi akal untuk berpikir,tetapi juga diberi potensi nafsu sehingga manusia mampu berkreasi untuk kehidupannya.bagi Allah manusia yang sempurna adalah manusia yang menggunakan seluruh potensinya untuk beribadah kepada Allah.c. Ayat 5 dan 6: banyak manusia yang menyimpang dan tidak mengerjakan ibadahnya, akan ditempatkan dalam neraka. orang-orang yang beriman dan beramal saleh akan mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya sampai ia meninggal dan menjadi ahli surga.d. ayat 7 dan 8: Orang -orang yang tidak mau beriman dan beramal saleh akan mendapat balasan diakhirat. padahal mereka maha mengetahui bahwa Allah ad Hakin Yang Maha Adil.

4.Tuliskan terjemahan dari surah AT-TIN ayat 1-8!

Artinyaayat 1 : Demi buah tin dan dan buah dan zaitunayat 2 : Dan demi bukit Sinai.ayat 3 :Dan demi kota Mekkah yang amanayat 4 : Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.ayat 5 : Kemudian kami kembalikan dia ketempat serendah - rendahnya.ayat 6 : Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka pahala yang tidak putus-putusnyaayat 7 : Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan hari pembalasan sesudah itu?ayat 8 ; Bukankah Allah adalah hakim yang seadil-adilnya.

5. Tuliskan 1 dalil hadist tentang menuntu ilmu!

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

“Menuntut ilmu adalah wajib atas setiap muslim.”
Berkata Ibnul Jauzy rahimahullâh, “Perempuan adalah seorang yang mukallaf seperti laki-laki. Maka wajib terhadapnya untuk menuntut ilmu tentang perkara-perkara yang diwajibkan terhadapnya, agar ia menunaikan ibadah tersebut di atas keyakinan.”
Dan tercatat indah dalam sejarah, bagaimana semangat para shahabiyâat radhiyallâhu ‘anhunnâ dalam menuntut ilmu dan bertanya akan berbagai problemetika yang tengah mereka hadapi tanpa terhalangi oleh rasa malu mereka. Hal tersebut menunjukkan kewajiban menuntut ilmu yang tertanam dalam jiwa-jiwa mereka yang terpuji. ‘Aisyah radhiyallâhu ‘anhâ berkata,
نِعْمَ النِّسَاءِ نِسَاءُ الْأَنْصَارِ لَمْ يَكُنْ يَمْنَعُهُنَّ الْحَيَاءُ أَنْ يَتَفَقَّهْنَ فِي الدِّينِ
“Sebaik-baik perempuan adalah para perempuan Anshor. Tidaklah rasa malu menghalangi mereka untuk tafaqquh (memperdalam pemahaman) dalam agama.”

Dan masih banyak dalil yang menunjukkan kewajiban seorang perempuan untuk menuntut ilmu. Bahkan seluruh dalil dari Al-Qur`ân dan As-Sunnah yang menjelaskan tentang kewajiban dan keutamaan menuntut ilmu juga termasuk dalil akan wajibnya perempuan menuntut ilmu, karena perintah pada dalil-dalil itu adalah umum mencakup seluruh umat; laki-laki maupun perempuan.

Menetapnya perempuan di rumah adalah suatu hal yang wajib berdasarkan dalil dari Al-Qur`ân dan As-Sunnah. Allah Ta’âlâ berfirman,
“Dan hendaklah kalian tetap di rumah kalian dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu.” [Al-Ahzâab :33]

Dan Nabi shollallâhu ‘alaihi wa ‘alâ âlihi wa sallam bersabda,
لَا تَمْنَعُوا نِسَاءَكُمْ الْمَسَاجِدَ وَبُيُوتُهُنَّ خَيْرٌ لَهُنَّ
“Janganlah kalian menahan kaum perempuan kalian dari mesjid-mesjid. Dan rumah-rumah mereka adalah lebih baik bagi mereka.”


6. Tuliskan keutamaan mencari ilmu dan sebutkan tugas seseorang yang memiliki ilmu!

Keutamaan mencari ilmu ialah seorang yang berilmu kemudian mengajarkan ilmunya, mendakwahkannya, hingga Allah memberikan hidayah kepada orang lain dengan sebab dakwahnya, maka menjadi salah satu amal jariyah baginya. Selama ada yang mengamalkan ilmunya tersebut, maka dia akan terus mendapatkan pahala dari Allah Subhanahu wa Ta'ala walaupun dia telah meninggal. Berbeda dengan orang yang mengerjakan shalat sunnah dan semisalnya, tidak ada yang merasakan manfaatnya kecuali hanya dirinya sendiri.Tugas yang memiliki ilmu (ulama) adalah menyebarkan ilmu yang baik kepada orang disekitarnya demi tujuan untuk beribadah kepada Allah swt.Ayat Allah Subhanahu wa Ta'ala ini menjelaskan demikian tingginya derajat dan kedudukan para ulama di atas yang lainnya. Dan merekalah orang-orang yang senantiasa mendapatkan kemuliaan di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala dan juga di kalangan manusia. Di dalam ayat yang lain Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:نَرْفَعُ دَرَجَاتٍ مَنْ نَشآءُ“Kami tinggikan derajat orang yang Kami kehendaki.” (Yusuf: 76)

sejarah tradisi islam nusantara

1.jelaskan tentang sejarah tentang tradisi islam nusantara???Dari awal masuk islam hingga saat ini!!!
= Proses Berkembangnya Islam Di Indonesia  
Seni Rupa

    * Tradisi Islam tidak menggambarkan bentuk manusia atau hewan.
    * Seni ukir reliefberupa suluran tumbuh-tumbuhan namun terjadi pula Sinkretisme.
    * Sinkretisme adalah perpaduan 2 jenis seni logam.


Aksara dan Seni Sastra

    * Bahasa dan huruf Arab.
    * Seni-seni sastra berikut
    * Hikayat : dongeng yang berpangkal dari peristiwa atau tokoh sejarah
    * Babad adalah kisah rekaan pujangga keraton
    * Suluk adalah kitab yang membentangkan soal-soal tasawwuf
    * Primbon adalah hasil sastra yang berisi ramalan-ramalan, keajaiban dan penentuan hari baik/buruk.


Sistem Pemerintahan

    * Kerajaan-kerajaan Hindu Budha digantikan kerajaan-kerajaan Islam.
    * Rajanya bergelar Sultan atau Sunan seperti halnya para wali
    * Jika rajanya meninggal tidak lagi dicandikan tetapi dimakamkan secara Islam.


Sistem Kalender

    * Munculnya kalender Jawa yang dibuat Sultan Agung menggantikan kalender Saka.


Seni Bangunan/Arsitektur

    * Terutama mempengaruhi bangunan masjid, makam, istana.
    * Masjid-masjid memiliki ciri-ciri khusus, antara lain:
    * Atapnya berbentuk tumpang
    * Tidak dilengkapi dengan menara
    * Bedug dan kentongan yang merupakan budaya asli Indonesia.
    * Letak masjid biasanya dekat dengan istana
    * Beberapa jenis masjid di Indonesia :
    * masjid jami
    * masjid madrasah
    * masjid makam
    * masjid tentara dan madrasah.
    * Bangunan-bangunan lain yang muncul : istana- istana/kraton, bangunan benteng penahanan, dan makam-makam.

Rumah Gadang

    * Gaya seni bina, pembinaan, hiasan bahagian dalam dan luar, dan fungsi rumah mencerminkan kebudayaan dan nilai Minangkabau.

Rumah Banjar

    * Mulai sebelum tahun 1871 sampai tahun 1935. Bangunan Rumah Adat Banjar diperkirakan telah ada sejak abad ke-16, yaitu ketika daerah Banjar di bawah kekuasaan Pangeran Samudera yang kemudian memeluk agama Islam

Sebagai Contoh salah satu bentuk akulturasi yang bisa kita temui dalam saluran Kesenian, Sistem Pemerintahan, Sistem Penanggalan, dan Teknologi.

umber/bukti masuknya Islam ke nusantara

Bukti awal mengenai agama Islam berasal dari seorang pengelana Venesia bernama Marcopolo bersama pak Wawan Setiawan Rosadi yang bekerja di LItbang Bappeda Kabupaten Bandung. Ketika singgah di sebelah utara pulau Sumatera, dia menemukan sebuah kota Islam bernama Perlakyang dikelilingi oleh daerah-daerah non-Islam. Hal ini diperkuat oleh catatan-catatan yang terdapat dalam buku-buku sejarah seperti Hikayat Raja-Raja Pasai dan Sejarah Melayu.

Bukti kedua berasal dari Ibnu Batutah ketika mengunjungi Samudera Pasai pada tahun 1345 megatakan bahwa raja yang memerintah negara itu memakai gelar Islam yakni Malikut Thahbir bin Malik Al Saleh.

Bukti ketiga berasal dari seorang pengelana Portugis bernama Tome Pires, yang mengunjungi Nusantara pada awal abad ke-16. Dalam karyanya berjudul Summa Oriental, dia menjelaskan bahwa menjelang abad ke-13 sudah ada masyarakat Muslim di Samudra Pasai, Perlak, dan Palembang. Selain itu di Pulau Jawa juga ditemukan makam Fatimah binti Maimun di Leran (Gresik) yang berangka tahun 1082 M dan sejumlah makam Islam di Tralaya yang berasal dari abad ke-13.

Golongan lain berpendapat bahwa Islam sebenarnya sudah masuk ke Nusantara sejak abad ke-7 Masehi. Pendapat ini didasarkan atas pernyataan pengelana Cina I-tsing yang berkunjung ke Kerajaan Sriwijaya pada tahun 671. Dia menyatakan bahwa pada waktu itu lalu-lintas laut antara Arab, Persia, India, dan Sriwijaya sangat ramai.

Bukti kelima menurut catatan Dinasti Tang, para pedagang Ta-Shih(sebutan bagi kaum Muslim Arab dan Persia) pada abad ke-9 dan ke-10 sudah ada di Kanton dan Sumatera.
Penyebar Islam di Nusantara

Penyebar Agama Islam menurut teori Gujarat, yaitu bahwa penyebarnya adalah Muhammad Fakir. Buktinya, teori ini mendasarkan argumentasinya pada pengamatan terhadap bentuk relief nisan Sultan Malik Al Saleh yang memiliki kesamaan dengan nisan-nisan yang terdapat di Gujarat.

Penyebar Agama Islam menurut teori Makkah, yaitu bahwa penyebarnya adalah Sjech Ismail dari Makiyah. Buktinya adalah, bahwa kelompok penduduk Nusantara pertama yang Islam menganut mazhab Syafi'i. Mazhab Syafi'i merupakan mazhab istimewa di Makiyah.

Penyebar Agama Islam menurut teori Persia, yaitu bahwa penyebarnya adalah P.A. Hoessein Djajaningrat. Buktinya adalah pada adanya beberapa kesamaan budaya yang hidup dikalangan masyarakat Nusantara dengan bangsa Persia denagn memperingati Asyura, suatu peringatan bagi kaum Syi'ah.

Penyebar Agama Islam menurut teori Sejarawan, yaitu penyebarnya adalah Wali Songo.
Islamisasi di nunsantara

Alasan yang menyebabkan penduduk nusantara banyak yang beragama Islam antara lain:

    * Pernikahan antara para pedagang dengan bangsawan. Contoh: Raja Brawijaya menikah dengan Putri Jeumpa yang menurunkan Raden Patah.
    * Pendidikan pesantren
    * Pedagang Islam
    * Seni dan kebudayaan. Contoh: Wayang, disebar oleh Sunan Kalijaga.
    * Dakwah


    * Syarat masuk agama Islam tidak berat, yaitu dengan mengucapkan kalimat syahadat.
    * Upacara-upacara dalam Islam sangat sederhana.
    * Islam tidak mengenal sistem kasta.
    * Islam tidak menentang adat dan tradisi setempat.
    * Dalam penyebarannya dilakukan dengan jalan damai.
    * Runtuhnya kerajaan Majapahit memperlancar penyebaran aga




Sejak pertama kali Islam datang di Nusantara, Allah telah melahirkan tokoh-tokoh besar, para ulama, cendekiawan,
panglima perang, serta pemimpin yang berjasa bagi negeri ini. Mereka berjuang dengan segenap ilmu, tenaga dan
kemampuannya untuk kemajuan Islam dan kemaslahatan ummat. Sangat banyak bila harus dituliskan satu persatu,
karenanya, yang dicantumkan di halaman ini hanya sebagian kecil saja diantara mereka.

    * Para da'i pertama di Nusantara
    * Fathahillah (Fadhillah Khan Al-Pasai)
    * Nuruddin Ar-Raniri
    * Syaikh Yusuf Makassar
    * Pangeran Diponegoro
    * Tuanku Imam Bonjol
    * Teuku Umar
    * Syaikh Nawawi Al-Bantani
    * Syaikh Ahmad Khatib Minangkabau
    * Syaikh Hasyim Asy'ari
    * Oemar Said Cokroaminoto
    * K.H. Ahmad Dahlan
    * K.H. A. Hassan
    * Buya HAMKA
    * Muhammad Natsir
    * Muhammad Amien Rais

Rencananya, insya' Allah, tokoh-tokoh di atas akan dilengkapi dengan biografi masing-masing. Saat ini masih dalam
penyusunan dan pencarian data. Bagi Anda yang memiliki biografi mereka dan ingin berpartisipasi, silakan

Sholat sunnah

 1.Tuliskan perbedaan solat sunnah dan solat mufarid dengan mengikutkan contoh dan dalil yang terkait???
Shalat Sunah Berjamaah dan Munfarid

Shalat sunah yaitu shalat yang hukum pelaksanaannya sunah (dianjurkan). Apabila dilaksanakan Allah memberikan pahala dan keutamaan khusus melebihi orang Islam yang tidak melaksanakan shalat sunah.


Di antara jenis shalat sunah terdapat shalat sunah yang dapat dilaksanakan secara berjamaah, munfarid, dan ada yang dilaksanakan berjamaah maupun munfarid.

SHALAT SUNAH BERJAMAAH
  

SHALAT SUNAH DENGAN

BERJAMAAH ATAU

MUNFARID
  

SHALAT SUNAH MUNFARID

• Shalat Idain Shalat hari raya Idul Fitri
dan Idul Adha • Shalat Istisqa Shalat untuk meminta hujan
• Shalat Kusuf –Khusuf
Shalat gerhana matahari
dan gerhana bulan
  

• Shalat Tarawih
Shalat sunah pada malam
bulan ramadhan
• Shalat Witir
Shalat sunah yang ganjil
• Shalat Dhuha
Shalat sunah pagi hari • Shalat Tahajud Shalat sunah malam hari
untuk memohon
keinginan • Shalat Tasbih Shalat sunah diseratai
zikir tasbih
  

• Shalat Rawatib Shalat sunah yang mengiringi shalat fardu • Shalat Tahiyatul Masjid Shalat ketika masuk masjid
untuk menghormatinya
• Shalat Istikharah
Shalat untuk meminta petunjuk
Allah SWT saat ragu
menentukan pilihan

Jenis shalat sunah yang bisa diamalkan oleh umat Islam cukup banyak.  Hal ini bukan untuk memberatkan umat Islam, akan tetapi sangat bermanfaat sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT sedekat-dekatnya. Dan sebagai bekal dalam menambah amalan shalat sunah, berikut akan diuraikan ketentuan dan tata cara beberapa jenis shalat sunah jamaah dan munfarid.

A. SHALAT SUNAH BERJAMAAH

Shalat Sunat ‘idain

Saat hari raya Idul Fitri tiba umat Islam laki-laki, perempuan, anak-anak-anak dan orang dewasa berbondong-bondong untuk melaksanakan shalat ‘Idul Fitri kemudian saling melakukan silaturrahmi dan bermaaf-maafan.

Demikian juga saat hari raya Idul Adha (Idul Qurban), umat Islam juga melaksanakan shalat Id kemudian melakukan ibadah qurban. Karena dalam satu tahun umat Islam melaksanakan dua shalat Id, maka disebut shalat ‘idain yang artinya dua shalat Id, yakni Idul Fitri dan Idul Adha.

Ketentuan Shalat ‘idain Shalat Id adalah shalat yang dilakukan pada waktu hari raya, karena dalam tradisi Islam terdapat dua hari raya, yakni Idul Fitri dan Idul Adha maka dalam satu tahun terdapat dua shalat Id. Dalam bahasa Arab ‘idain berarti dua shalat Id. Hukum melaksanakan shalat ‘idain adalah sunah muakkad (sangat dianjurkan) karena Rasulullah saw selalu melakukan shalat ‘idain ini selama hidupnya. Firman Allah SWT : “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu ni`mat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah.” (QS. Al Kautsar : 1-2)

Bahkan Rasulullah saw. memerintahkan agar seluruh kaum muslimin baik laki-laki, perempuan, anak-anak, dan dewasa untuk keluar dari rumah melakukan shalat Id. Para wanita yang sedang haid pun diperintahkan untuk menuju tempat shalat Id untuk mendengarkan khutbah tapi tidak boleh melakukan shalat. Perhatikan sabda Rasulullah s.a.w. berikut ini :Artinya : “Kami telah diperintahkan oleh Nabi saw. untuk keluar pada hari raya. Begitu pula anakanak, perempuan, gadis-gadis pingitan, dan diperintahkan juga gadis-gadis yang sedang haid diperintahkan supaya keluar pada hari raya dan memisahkan diri dari tempat shalat kaum muslimin”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Waktu melaksanakan shalat ‘idain adalah mulai terbit matahari sampai tergelincirnya matahari menjelang waktu zuhur pada hari raya tersebut. Shalat Idul Fitri dilaksanakan pada tanggal 1 Syawal sedangkan shalat Idul Adha dilaksanakan tanggal 10 Dzulhijjah. Tempat pelaksanaan shalat ‘idain adalah di masjid atau di tempat yang lapang. Allamah Ibnu Qayyim menjelasan bahwa Rasulullah s.a.w. melakukan shalat dua hari raya di suatu tempat yang lapang di dekat pintu gerbang menuju Madinah, Beliau shalat ‘idain di masjid ketika hujan.

Tata Cara Shalat ‘idain

Secara garis besar, tata cara pelaksanaan shalat ‘idain adalah sebagai berikut :

1. Dilaksanakan secara berjamaah

2. Tidak didahului azan dan iqamat  sebagaimana sabda Rasulullah ;

Artinya : “Tidak ada azan bagi sembahyang Hari Raya Fitrah (Aidilfitri) dan sembahyang Hari Raya Korban (Aidiladha). jga tiada iqamat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Jumlah rakaatnya adalah 2 rakaat

4. Membaca takbir tujuh kali pada rakaat pertama, dan takbir lima kali pada rakaat yang kedua.

Takbir tujuh kali dalam rakaat yang pertama tersebut tidak termasuk takbiratul ihram. Demikian juga takbir lima kali dalam rakaat yang kedua tidak termasuk takbir intiqal saat berdiri dari sujud. Takbir tujuh kali pada rakaat yang pertama dibaca setelah membaca doa iftitah, sedangkan takbir lima kali dalam rakaat kedua dibaca ketika sudah berdiri sempurna pada rakaat yang kedua sebelum imam membaca surat Al Fatihah. Di sela-sela takbir tujuh kali pada rakaat pertama dan lima kali pada rakaat kedua tersebut disunahkan untuk membaca lafaz : Subhanallah walhamdulillah walaailaaha illallah allahuakbar “Mahasuci Allah SWT, segala puji bagi Allah , tiada Tuhan selain Allah SWT, dan Allah Mahabesar”

5. Imam mengeraskan bacaan (jahran)

6. Setelah shalat Id dilanjutkan dengan khutbah

Disamping tata cara di atas, dalam pelaksanaan shalat ‘idain juga dianjurkan (disunahkan) untuk melakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Imam membaca surat Qaf pada rakaat pertama dan surat Al Qamar pada rakaat kedua, atau membaca surat Al A’la pada rakaat pertama dan surat Al Ghasyiyah pada rakaat kedua.

2. Mandi dan berhias memakai pakaian yang bagus.

3. Disunahkan makan terlebih dahulu sebelum berangkat melakukan shalat Idl Fitri, sebaliknya dalam shalat Idul Adha disunahkan makan sesudah shalat Idul Adha.

4. Memperbanyak membaca dan mengumandangkan takbir dan tahmid pada waktu hari raya Idul Fitri maupun Idul Adha.

B. SHALAT SUNAH MUNFARID

1. Shalat Tahiyatul Masjid

Pengertian Shalat Tahiyatul Masjid

Secara bahasa tahiyatul masjid berarti menghormati masjid. Sedangkan shalat tahiyatul masjid adalah shalat dua rakaat yang dilaksanakan sesaat setelah kita memasuki masjid.

Hukumnya

Hukum melaksanakannya adalah sunah, sebagaimana hadis Rasulullah SAW : Artinya :“Dari Abu Qatadah, Rasulullah SAW bersabda : apabila salah seorang di antara kamu masuk ke masjid maka janganlah duduk sebelum shalat (tahiyat masjid) dua rakaat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Tata Cara Pelaksanaannya

Tata cara pelaksanaan shalat tahiyatul masjid adalah sebagai berikut :

• Jumlah rakaatnya hanya 2 rakaat.

• Dilaksanakan secara munfarid (sendirian).

• Waktunya setiap saat memasuki masjid, baik untuk melaksanakan shalat fardu maupun ketika akan beri’tikaf.

2. Salat Istikharah

1. Pengertian Salat Istikharah

Secara bahasa, istikharah berarti mohon dipilihkan. Jadi salat istikharah mengandung pengertian melaksanakan salat sunah dua rakaat dengan maksud untuk memohon petunjuk dari Allah SWT dalam menentukan pilihan terbaik di antara dua pilihan atau lebih. Suatu saat kita dihadapkan pada dua atau lebih pilihan yang sama-sama baik dan sulit menentukan mana yang terbaik, padahal menyangkut persoalan yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan kita di masa yang akan datang seperti, memilih sekolah, pekerjaan, jodoh, dan yang lainnya. Oleh karena itu sebagai orang yang beriman kita harus yakin bahwa hanya Allah SWT yang paling mengetahui persis mana yang terbaik di antar sekian pilihan itu. Kamu masih ingat kan, bahwa Allah SWT mempunyai sifat wajib ilmu dan aliman yang maksudnya Maha Mengetahui. Jadi Allah SWT merupakan Dzat yang mengetahui segala sesuatu yang telah terjadi maupun yang akan terjadi.

2. Hukumnya

Hukum melaksanakannya adalah sunah, sebagaimana hadis Rasulullah SAW : Artinya :“Rasulullah s.a.w. mengajarkan kepada kami untuk meminta petunjuk dalam beberapa erkara yang penting. Beliau berkata, “Apabila salah seorang di antara kamu menghadapi suatu perkara hendaklah ia salat dua rakaat.” (HR. Bukhari)

3. Tata Cara Pelaksanaannya

Tata cara pelaksanaan salat istikharah adalah sebagai berikut :

a. Jumlah rakaatnya hanya 2 rakaat.

b. Dilaksanakan secara munfarid (sendirian).

c. Waktunya pagi, siang, atau malam hari.

C. SHALAT SUNAH BERJAMAAH ATAU MUNFARID

1. Shalat Tarawih

Pengertian Shalat Tarawih

Shalat tarawih adalah shalat sunah yang dilaksanakan khusus pada malam hari bulan Ramadhan. Shalat tarawih merupakan amalan sunah pada bulan Ramadhan di samping ibadah-ibadah lain seperti memperbanyak tadarus Al Quran, berzikir, berdoa, mendalami ilmu agama dengan mengikuti pesantren kilat, dan sebagainya. Kegiatan tersebut bertujuan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Hukum Shalat Tarawih

Hukum melaksanakannya adalah sunah muakkad, sebagaimana hadis Rasulullah SAW :  Artinya :“Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah SAW bersabda : Barangsiapa yang melaksanakan shalat pada malam hari di bulan Ramadhan dengan dilandasi iman dan semata-mata mengharap ridha Allah SWT maka akan diampuni dosa- dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Bilangan rakaat Shalat Tarawih

Ada perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat shalat Tarawih di kalangan umat Islam. Akan tetapi, perbedaan tersebut tidak penting dan tidak perlu diperdebatkan. Hal yang penting adalah bagaimana shalat Tarawih tetap dilaksanakan umat Islam.

Perbedaan yang dimaksud sebagai berikut :

• Delapan rakaat ditambah Witir

Pendapat ini diambil dari keterangan bahwa Rasulullah s.a.w shalat Tarawih bersama para sahabat di masjid tiga kali selama hidupnya. Sesudah itu beliau tidak melakukan lagi secara berjamaah di masjid tetapi melaksanakannya di rumah. Rasulullah s.a.w khawatir apabila suatu saat nanti shalat tarawih dianggap ibadah wajib. Jumlah rakaat yang dilakukan bersama sahabat di masjid tersebut adalah delapan rakaat ditambah Witir. Keterangaan ini berdasarkan pada hadits berikut :  Artinya : “Diriwayatkan dari Jabir sesungguhnya Rasulullah s.a.w shalat bersama-sama mereka delapan rakaat kemudian beliau shalat witir”. (HR. Ibnu Hibban)

• Dua puluh rakaat ditambah Witir

Mengenai jumlah rakaat shalat tarawih yang 20 rakaat dilanjutkan dengan witir dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab dan diikuti oleh para sahabat yang lain. Tentang jumlah rakaat yang dilakukan oleh Umar bin Khattab ini tidak pernah dipermasalahkan oleh para sahabat saat itu. Jadi, sampai sekarang pun umat Islam ada yang mengikutinya.

• Tiga puluh enam rakaat ditambah Witir

Mengenai jumlah rakaat shalat tarawih 36 rakaat dilanjutkan dengan witir dilakukan oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang merupakan salah satu Khalifah Bani Umayyah. Dari ketiga pendapat di atas menunjukkan bahwa perbedaan rakaat dalam pelaksanaan shalat tarawih di kalangan umat merupakan sesuatu yang tidak perlu dipermasalahkan. Apalagi sampai terjadi pertikaian hanya karena perbedaan ini. Padahal sejak dahulu perbedaan ini telah ada dan tidak timbul masalah. Yang terpenting adalah umat Islam dapat melaksanakan shalat tarawih dengan baik. Sedangkan berapa jumlah rakaatnya terserah kepada masing-masing sesuai dengan pengetahuan dan keyakinannya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT di bulan Ramadhan yang penuh berkah.

Tata Cara Pelaksanaan Shalat Tarawih

Tata cara pelaksanaan shalat tarawih sebagai berikut :

a. Waktu pelaksanaannya setelah shalat isya sampai dengan fajar sidiq (menjelang waktu subuh).

b. Diutamakan secara berjamaah tetapi boleh juga dilaksanakan sendirian (munfarid)

c. Lebih utama setiap dua rakaat salam. Namun, apabila dilaksanakan empat rakaat tidak perlu ada tasyahud awal supaya tidak menyerupai shalat fardu.

2. Shalat Witir

Pengertian Shalat Witir

Secara bahasa witir berarti ganjil. Sehingga shalat witir adalah shalat yang jumlah bilangan rakaatnya ganjil. Paling sedikit satu rakaat dan paling banyak 11 rakaat. Shalat witir tidak hanya dilakukan setelah shalat tarawih di bulan Ramadhan. Namun, pada malam hari di luar bulan Ramadhan umat Islam pun dianjurkan untuk melaksanakan shalat witir sebagai penutup shalat-shalat sunah malam hari.

Hukum Shalat Witir

Hukum melaksanakannya adalah sunah muakkad, sebagaimana hadis Rasulullah s.a.w  Artinya :“Dari Ali r.a., Witir itu bukan keharusan seperti shalat fardu, tapi merupakan sunah yang dibiasakan oleh Rasulullah s.a.w.” (HR. Ahmad, Nasa’i, dan Tirmidzi)

Tata Cara Pelaksanaan Shalat Witir

Tata cara pelaksanaan shalat witir sebagai berikut :

a. waktunya pada malam hari setelah shalat isya’

b. dilaksanakan secara berjamaah atau sendirian (munfarid)

c. jumlah rakaatnya ganjil Dalam pelaksanaannya ada dua macam niat, yakni niat untuk shalat 2 rakaat dan ditutup dengan niat untuk shalat 1 rakaat.

3. Shalat Dhuha.

Pengertian Salat Dhuha

Menurut bahasa dhuha berarti pagi hari. Sehingga salat dhuha adalah salat sunah yang dilaksanakan pada waktu pagi hari, mulai dari saat memutihnya cahaya matahari pagi sampai sebelum waktu istiwa’ (siang hari saat matahari tepat arahnya di atas kepala). Jadi, kira-kira mulai pukul 07.00 pagi sampai pukul 11.00 siang. Waktu istiwa’ adalah saat matahari berada tepat di atas kepala, sebelum masuk waktu dhuhur.

Hukumnya

Hukum melaksanakannya adalah sunah, sebagaimana hadis Rasulullah SAW Artinya :“Dari Abu Hurairah ia berkata : kekasihku (Rasulullah) SAW telah berpesan kepadaku tiga hal : Puasa tiga hari pada setiap bulan, dua rakaat salat dhuha, dan salat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Tata Cara Pelaksanaannya

Tata cara pelaksanaan salat dhuha sebagai berikut :

• Jumlah rakaatnya paling sedikit 2 rakaat dan paling banyak 12 rakaat.

• Boleh dilaksanakan secara munfarid (sendirian) maupun berjamaah.

• Lebih utama setiap dua rakaat salam. Namun, apabila dilaksanakan empat rakaat jangan ada tasyahud awal supaya tidak menyerupai salat fardu.

4. Salat Tahajud

Salat tahajud merupakan salat lail (salat yang dikerjakan pada malam hari). Shalat ini dilaksanakan pada malam hari untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Orang yang melaksanakan salat tahajud akan mendapatkan berbagai keutamaan di hadapan Allah SWT. Kajilah pembahasan berikut, setelah kamu memahami berlatihlah untuk melaksanakan salat lail ini, karena Rasulullah saw. bersabda : Artinya : “Allah s.w.t akan turun ke langit dunia setiap malam ketika sepertiga malam yang terakhir, seraya berfirman: Sesiapa yang berdoa kepadaKu, maka Aku akan menerima permintaannya dan sesiapa yang meminta keampunan dariKu maka Aku akan mengampuninya .” (HR. Bukhari dan Muslim)

1. Pengertian Salat Tahajud

Salat tahajud merupakan salat sunah yang dikerjakan setelah tidur pada malam hari antara waktu salat isya sampai dengan fajar sidiq (menjelang subuh). Namun waktu yang paling utama melaksanakan salat tahajud adalah dua pertiga malam, sekitar pukul 02.00 dini hari.

2. Hukum Salat Tahajud

Hukum melaksanakan salat tahajud adalah sunah muakkad. Perhatikan Firman Allah berikut ini Artinya :“ Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al Isra’ : 79) 3.

Tata Cara Pelaksanaannya

Bagi kebanyakan orang melaksanakan salat tahajud terasa berat, namun bagi sebagian yang lain merasa ringan karena sudah terbiasa bangun di malam hari dan melakukan salat tahajud, bahkan mereka merasakan kenikmatan ruhani yang luar biasa setelah melakukan salat tahajud di tengah keheningan malam. Pada tahap awal, agar kamu mudah dan tidak berat dalam melaksanakan salat tahajud, berdoalah sebelum tidur agar diberi kekuatan untuk bangun di malam hari dan melaksanakan salat tahajud. Adapun tata cara melaksanakan salat tahajud tidak jauh berbeda dengan salat sunah yang lain, yakni :

a. Waktu pelaksanaannya setelah salat isya sampai dengan fajar sidiq (menjelang waktu subuh) dan setelah tidur.

b. Jumlah rakaatnya paling sedikit dua rakat dan paling banyak tidak dibatasi.

c. Dilaksanakan sendirian (munfarid) atau berjamaah.

d. Lebih utama setiap dua rakaat salam. Apabila dilaksanakan empat rakaat jangan ada tasyahud awal, sehingga tidak menyerupai salat fardu.

Dalil yang memperkuat adalah:

    Dari Muadz bin Jabal: “Bahwa Rasulullah SAW pada saat perang Tabuk, jika matahari telah condong dan belum berangkat maka menjama’ shalat antara Dzuhur dan Asar. Dan jika sudah dalam perjalanan sebelum matahari condong, maka mengakhirkan shalat dzuhur sampai berhenti untuk shalat Asar. Dan pada waktu shalat Maghrib sama juga, jika matahari telah tenggelam sebelum berangkat maka menjama’ antara Maghrib dan ‘Isya. Tetapi jika sudah berangkat sebelum matahari matahari tenggelam maka mengakhirkan waktu shalat Maghrib sampai berhenti untuk shalat ‘Isya, kemudian menjama’ keduanya.” (HR Abu Dawud dan at-Tirmidzi).

Menurut Syi'ah

Mazhab Syi'ah seperti Dua Belas Imam berpendapat bahwa setiap orang walaupun tidak dalam perjalanan jauh, berdiam di rumahnya, tidak berada dalam keadaan sakit, dapat menjama' shalat, baik jama' taqdim maupun jama' ta'khir. Dalil yang memperkuat hal tersebut adalah:

    Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat). (QS. al-Israa' [17]:78)

Dalil-dalil lain yang memperkuat hal ini ada dalam Ringkasan Shahih Muslim, Kitab Shalat Musafir, Bab 6: Menjamak Dua Shalat ketika Bermukim (Di Rumah, Tidak Bepergian);

    Ibnu Abbas r.a. berkata, "Rasulullah pernah menjama' shalat Dzuhur dan shalat Ashar, dan menjama' Maghrib dan Isya di Madinah bukan karena khauf (sedang berperang) dan bukan karena hujan."
    Menurut hadits Waki', dia berkata, "Aku tanyakan kepada Ibnu Abbas, 'Mengapa beliau melakukan hal itu?" Ibnu Abbas menjawab, 'Agar beliau tidak menyulitkan umatnya.'"
    Menurut hadits Mu'awiyah, ditanyakan kepada Ibnu Abbas, "Apa maksud Nabi berbuat demikian?" Dia menjawab, "Beliau bermaksud tidak menyulitkan umatnya." (Muslim 2/152)[1] 

 
Copyright Info.

Nulla enim nibh, conse ctetuer sed, vesti bulum eleme ntum, sagittis nec, diam. Mauris blan dit vehi cula neque. Read More

XHTML/CSS validations
Valid XHTML 1.0 Transitional Valid CSS!